Oleh : Yusuf Amri
Penduduk
Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 adalah 237 juta jiwa. Jumlah
ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke-empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah
penduduk yang sangat banyak sesungguhnya merupakan modal berharga bagi
pembangunan Indonesia di berbagai bidang dan sektor. Perlu dicatat bahwa jumlah
penduduk usia produktif yang sangat besar tidak menjadi jaminan akan terjadi pula percepatan pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan penduduk. Banyak sekali faktor pendorong dan usaha yang harus
dilakukan agar Bonus Demografi dapat bermanfaat dalam skala besar bagi negara.
Suatu
negara akan mengalami peristiwa yang disebut sebagai Bonus Demografi. Bonus
Demografi adalah suatu keadaan dimana besar Angka Ketergantungan / Dependency
Ratio dibawah 50. Artinya jumlah penduduk usia produktif akan lebih banyak
dibanding penduduk non produktif. Negara Indonesia diprediksi akan mengalami
puncak Bonus Demografi pada tahun 2035 dengan Dependency Ratio sebesar 47,3
(Badan Pusat Statistik,2013).
Sayangnya
kesempatan emas didalam Bonus Demografi ini hampir tidak terasa manfaatnya
secara langsung. Peristiwa ini datang tanpa adanya persiapan yang matang.
Jumlah penduduk usia produktif usia 15-64 tahun yang sangat banyak (sekitar 60%
dari total penduduk Indonesia) belum mampu dikelola dengan baik untuk
memaksimalkan pembangunan nasional.
Seiring
berjalannya waktu akan terjadi pergeseran usia penduduk dari usia produktif
menjadi tidak produktif. Ancaman datang dimasa mendatang ketika jumlah penduduk
usia tua akan bertambah sangat besar sebagai akibat dari proses pergeseran usia
penduduk. Dependency Ratio mulai naik secara cepat diatas 50. Ini berarti
ledakan penduduk usia tua dimasa depan pasti terjadi dan tinggal menunggu
waktu.Semua negara berkembang akan mengalami ageing secara cepat (Productivity
Commission, 2013).
Gambar 1. Penduduk lanjut
usia di Vietnam
(Sumber gambar :http://ageingasia.org/about-vietnam1/)
Sebenarnya
fenomena Population Ageing juga
terjadi di seluruh negara didunia. Hal ini dipertegas oleh Rosamund
McDougall(2010) dalam artikel berjudul “Ageing
Populations and Hidden Unemployment”. Didalam tulisannya tersebut McDougall
menyebut bahwa Population Ageing akan
tetap terjadi dan tidak mungkin dihindari sebab merupakan bagian dari proses
perjalanan usia penduduk. Pada suatu masa penduduk dunia akan hidup lebih lama
dan lebih sehat dari masa sebelumnya. Penduduk dunia diperkirakan akan mencapai
9,2 milyar jiwa pada tahun 2075 dan turun menjadi 8,3 milyar jiwa pada tahun
2175. Periode berikutnya jumlah penduduk diperkirakan akan naik kembali menjadi
9 milyar jiwa pada tahun 2300 dengan rata-rata usia penduduk dunia yaitu 48
tahun.
Jumlah
penduduk usia tua akan terus bertambah setiap tahun. Jumlah penduduk usia 65 tahun keatas di Indonesia pada
tahun 2010 sekitar 5% dari jumlah total penduduk dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 10,6% pada tahun 2035. Tahun 2010 Jepang menempati urutan
pertama dengan jumlah penduduk usia tua tertinggi didunia (22,7%). Berikutnya
ada negara Jerman dan Italia dengan persentase yang sama yaitu 20,4%
(Ananta,2012). Sejauh ini pemerintah Indonesia belum mampu
memberi jaminan kesejahteraan bagi penduduk usia tua. Kemudian bagaimana jika
jumlah penduduk usia tua semakin bertambah banyak dimasa depan? Sudahkah
pemerintah menyusun strategi untuk mengelola penduduk usia tua dimasa
mendatang?
Gambar 2. Persentase (%)
total penduduk di Indonesia tahun 1975-2035
(Sumber gambar : UNFA,2014)
Saat
ini beberapa provinsi di Indonesia telah hampir melewati puncak Bonus
Demografi. Indonesia dapat belajar dari beberapa negara lain yang juga sudah
atau sedang menghadapi Population Ageing.
Hal yang dapat dipelajari antara lain arah kebijakan yang dibuat untuk
menghadapi Population Ageing baik
dibidang kesehatan, infrastruktur, kependudukan, pendidikan, ketenagakerjaan,
maupun bidang lain yang terkait. Kemudian kebijakan mana yang sekiranya dapat
diterapkan di Indonesia baik secara politik maupun budaya.
Gambar 3. Trend dan proyeksi
Indeks Ageing Indonesia tahun1975-2035
(Sumber gambar : UNFA, 2014)
Sebelum
menengok lebih jauh, perlu dilakukan telaah terlebih dahulu apa saja dampak
dari Population Ageing secara umum. Jumlah
lansia yang terlalu banyak tentu saja menjadi “beban” bagi penduduk usia
produktif. Dalam hal ini nilai Dependency Ratio atau Rasio Ketergantungan akan
meningkat melebihi 50. Diasumsikan secara kasar bahwa tanggungan penduduk usia
terhadap penduduk non-produktif menjadi lebih besar. Efek panjangnya adalah
terjadi penurunan tingkat kesejahteraan penduduk. Di negara – negara maju para
penduduk lansia memiliki tabungan hari tua atau mendapat jaminan hari tua dari
negara karena memang negara mampu menjamin. Kondisi tentu berbeda dengan di
negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Bagi mereka para pensiunan pegawai
negeri sipil masih memiliki pendapatan dari uang pensiun, namun bagi mereka
yang bekerja di sektor swasta atau sektor non-formal tentu tidak demikian
keadaannya. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki pendapatan tetap dan
tidak ada yang menjamin finansial untuk hari tua bagi mereka. Oleh karena itu
sebagian lansia di negara-negara berkembang masih tetap bekerja di usia tua
untuk terus memperoleh pendapatan. Padahal secara usia, mereka (lansia) sudah
turun produktivitas kerjanya. Menurut Burtless (2013) puncak produktivitas
pekerja untuk menghasilkan laba tinggi adalah usia 35-50 tahun.
Negara
Amerika Serikat mengeluarkan beberapa langkah untuk mengantisipasi perubahan
struktur demografi secara cepat. Tahun 2008 di Amerika Serikat terdapat 40 juta
jiwa penduduk usia diatas 65 tahun.Jumlah ini merupakan hasil dari baby-boom yang terjadi antara tahun
1946-1964.Pemerintah Amerika Serikat kemudian membangun berbagai fasilitas
publik seperti sekolah dan rumah sakit. Diproyeksikan pada tahun 2050 jumlah penduduk usia tua di Amerika Serikat
akan meningkat menjadi 89 juta jiwa (Linda A.J. et al.,2011). Kualitas
kesehatan yang baik dan Angka harapan Hidup yang tinggi di Amerika Serikat
membuat sebagian penduduk lansia enggan untuk pensiun kerja. Mereka tetap
bekerja dengan alasan agar dapat terus mendapat penghasilan sampai batas usia 66-67
tahun untuk menerima jaminan sosial dari pemerintah. Pemerintah Amerika Serikat
mengeluarkan kebijakan diantaranya adalah memperpanjang batas usia pensiun
pekerja, menghapus batas usia wajib pensiun bagi industri tertentu sehingga
penduduk diatas usia 65 tahun masih dapat terus bekerja, penduduk usia diatas
usia 65 tahun dapat bekerja dengan catatan kesehatan yang baik (tidak mengidap
penyakit tertentu),pengurangan pajak pengahasilan dan menambah insentif bagi
pekerja lansia (Linda A.J. et al.,2011).
Gambar 4. Jumlah populasi penduduk dunia terus
bertambah
Di
Inggris jumlah penduduk usia tua semakin bertambah banyak sebagai akibat dari
tingginya angka harapan hidup disana dan kualitas kesehatan yang sangat baik.
Permasalahan yang timbul dari Population
Ageing di Inggris adalah adanya sebagian lansia yang tidak memiliki
tabungan atau uang pensiun yang cukup. Hal ini membuat pemerintah Inggris harus
memberikan subsidi dan jaminan hari tua bagi mereka yang tidak mampu secara
finansial, setidaknya untuk kebutuhan pokok. Angka Harapan Hidup (AHH) di
Inggris sangat tinggi, yaitu 88 tahun untuk bayi laki-laki dan 91,3 tahun untuk
bayi perempuan. Ada kecenderungan yang menarik dari kondisi demografi di
Inggris. Apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas meningkat (13% ke 16%) maka
jumlah penduduk usia muda dibawah 16 tahun akan menurun (26% ke 19%) pada
periode 1971 sampai 2006 (Productivity Commission, 2013).
Melihat beberapa negara cara negara lain dalam upaya
mengatasi Population Ageing maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa di negara-negara maju sudah melakukan
evaluasi,proyeksi, dan prediksi terhadap struktur demografi. Tujuannya untuk
menentukan arah kebijakan dan prioritas pembangunan pemerintah terutama bidang
kependudukan. Kemudian bagaimana dengan Indonesia? Perlu kajian lebih mendalam
agar kebijakan yang dikeluarkan untuk menghadapi Population Ageing dapat optimal dan tepat sasaran.
Referensi:
Ananta, Aris. 2012.
Financing Indonesia’s Ageing Population. Southeast
Asian
Affairs, Institute of Southeast Asian Affairs (2012), pp. 135-149.
Affairs, Institute of Southeast Asian Affairs (2012), pp. 135-149.
Badan Pusat
Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk
Indonesia tahun 2010-2035.
Jakarta: BPS Press.
Jakarta: BPS Press.
Burtless
Gary. 2013. The Impact of Population
Aging and Delayed Retirement on
Workforce
Productivity. Center for
Retirement at Boston College.
Linda
A. Jacobsen et al. 2011. America’s Aging Population. Population Bulletin,
Vol. 66, No.1 (2011).
Productivity
Commission. (2013).An Ageing Australia:
Preparing for the Future.
Canberra:
Commission Research Paper.)
Rosamund
McDougall. (2010).Ageing Populations and
Hidden Unemployment.
UNFA.(2014).
UNFA Monograph Series No 1: Indonesia On
The Threshold of
Population Ageing. Jakarta : UNFA.
Population Ageing. Jakarta : UNFA.
Yusuf Amri,
Yogyakarta, 29 Januari 2016
Yogyakarta, 29 Januari 2016
Artikel ini ditulis dalam rangka
Program Motivator Muda Kependudukan
BKKBN Pusat 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar